"Dan
(ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu (Nabi Musa) sehingga kamu
(Nabi Musa dan Bani Israil) dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan
(Fir'aun dan) pengikut-pengikut Fir'aun, sedang kamu menyaksikan"
Al-Quran, surat Yunus (10) ayat 90 :
Dan
Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut kemudian Fir'aun dan bala
tentaranya mengikuti mereka untuk menzalimi dan menindas (mereka).
Sehingga ketika Fir'aun hampir tenggelam dia berkata, "Aku percaya bahwa
tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil dan
aku termasuk orang-orang muslim (berserah diri)"
Perpisahan
dramatis Laut Merah untuk pelarian bani Israel (bangsa yahudi) adalah
keajaiban yang paling spektakuler. Para ilmuwan berbeda pendapat soal
lokasi laut terbelah ini. Beberapa ilmuwan percaya bahwa lokasi
kemungkinan "keajaiban" itu bukan di Laut Merah tetapi dekat dengan
wilayah Delta Nil dimana sungai kuno diyakini telah bergabung dengan
laguna (danau di pinggir laut) pantai.
Analisis catatan
arkeologi, pengukuran satelit dan peta memungkinkan para peneliti untuk
memperkirakan aliran air dan kedalaman di lokasi 3.000 tahun yang lalu.
Sekarang para ilmuwan percaya bahwa kisah Nabi Musa membelah laut itu
memang benar-benar terjadi. Sebuah simulasi komputer menunjukkan bahwa
angin timur yang kuat, meniup selama 12 jam dalam semalam, dapat
mendorong air kembali ke perairan dangkal memungkinkan penyeberangan.
Musa
dan bangsa Yahudi terjebak di antara laut dan pasukan Fir'aun. Berkat
campur tangan Tuhan, angin timur yang kuat berhembus sepanjang malam,
membelah air sehingga terbentuknya lintasan jalan dengan dinding air di
sisi kiri dan kanannya. Hal ini membuat bangsa Yahudi dapat lolos dari
kejaran bangsa Fir'aun dan tentaranya. Ketika Fir'aun dan bala
tentaranya mencoba untuk mengejar, air datang menerjang dan
menenggelamkan Fir'aun dan bala tentaranya.
Sebuah model komputer
penggambaran laut digunakan untuk mensimulasikan dampak angin yang
kencang terhadap perairan 6 kaki dalamnya. Para ilmuwan menemukan bahwa
angin timur yang berhembus dengan kecepatan 63 mil perjam selama 12 jam
akan mendorong air kembali baik ke dalam danau dan saluran sungai. Hal
ini akan menciptakan sebuah lintasan jalan sepanjang 2 mil dan selebar 3
mil yang berlangsung selama 4 jam. Air benar-benar terpisah dengan
disertai adanya dinding air yang tinggi di kedua sisi lintasan jalan
tersebut.
Pemimpin penelitian ini, Carl Drews, dari 'the National
Centre for Atmospheric Research' yang berada di Boulder, Colorado,
mengatakan "Orang-orang selalu terpesona tentang kisah eksodus (pelarian
massal) ini, bertanya-tanya apakah itu berasal dari fakta-fakta
sejarah. Penelitian ini menunjukan bahwa deskripsi perpisahan air memang
memiliki dasar dalam hukum-hukum fisika. Terbelahnya air dapat dipahami
melalui dinamika cairan. Angin menggerakan air dengan cara yang sesuai
dengan hukum-hukum fisika menciptakan lorong yang aman untuk ditempuh
dengan air di kedua sisinya. Kemudian tiba-tiba memungkinkan air untuk
menutup kembali lorong yang terbentuk tersebut". Begitu badai angin
berhenti bertiup, lintasan jalan tersebut kembali tertutup air. Siapa
pun yang berada di lintasan jalan tersebut pada waktu itu akan tenggelam
di dalamnya, menurut para ilmuwan, yang temuannya dilaporkan di dalam
'the online journal Public Library of Science ONE'.
Peristiwa-peristiwa
itu tidak pas dengan penjelasan injil dimana dijelaskan bahwa dimana
satu kumpulan air didorong ke satu sisi bukannya berpisah. Teori
sebelumnya telah diajukan untuk menjelaskan terbelahnya laut merah. Satu
teori melibatkan tsunami, yang dapat menyebabkan badan air untuk mundur
dan kemudian maju dengan cepat. Tetapi kejadian itu tidak terjadi
secara bertahap dalam semalam atau dapat dihubungkan dengan angin.
Sementara ahli lain fokus pada fenomena terkait dengan angin yang kuat
yang bertiup terus menerus yang dikenal sebagai 'wind setdown' yang
dapat menurunkan level air di satu daerah sementara menumpuk air
berlawanan arah angin. Satu studi menemukan bahwa badai angin
berkekuatan 74 mil perjam yang bertiup dari utara ke barat secara
teoritis telah merusak karang bawah laut dekat terusan Suez pada saat
ini membuktikan adanya lintasan jalan yang dapat dilalui.
http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-1313946/Wind-parted-Red-Sea-Biblical-tale-Moses-really-happened.html
Fenomena laut terbelah di Korea Selatan dapat dilihat pada link youtube di bawah ini :
https://www.youtube.com/watch?v=EMa6Ed4wfeI
Penemuan
bangkai kereta perang Fir'aun oleh seorang arkeolog bernama Ron Wyatt
pada akhir tahun 1988 di dasar Laut Merah, dapat dilihat pada link
youtube di bawah ini :
https://www.youtube.com/watch?v=xItoUbldnfc
Kesimpulan :
Menurut
Carl Drews, dari 'the National Centre for Atmospheric Research' yang
berada di Boulder, Colorado, mengatakan bahwa Injil tidak pas
mengisahkan tentang eksodus Nabi Musa dan bangsa Yahudi dari kejaran
Fir'aun. Di dalam Injil digambarkan bahwa satu kumpulan air didorong ke
satu sisi seperti ombak yang menggulung kumpulan air dari satu sisi ke
sisi lainnya sehingga tidak tercipta perpisahan air. Berbeda dengan yang
dijelaskan dalam Al-Quran, surat Al-Baqarah (2) ayat 50 di atas. Dengan
jelas Allah SWT mengatakan bahwa Allah SWT membelah laut untuk Nabi
Musa, membelah laut berarti ada perpisahan air. Hal ini membuktikan
kebenaran Al-Quran. Sebagaimana yang tertera dalam surat Al-Haqqah
(surat ke-69) ayat 51 "Dan sungguh, Al-Quran itu kebenaran yang
meyakinkan". Kebenaran Al-Quran yang dapat dibuktikan secara ilmiah oleh
ilmu pengetahuan berdasarkan penelitian ilmiah.
Kisah Allah SWT
yang membelah laut untuk Nabi Musa dan bangsa Yahudi memang benar-benar
terjadi. Dengan adanya penelitian, diyakini peristiwa ini bukan dongeng
belaka. Nabi Musa dan pengikutnya, bangsa Yahudi, melarikan diri dari
kejaran Fir'aun dan para bala tentaranya. Nabi Musa dan bangsa Yahudi
terjepit, di depan mereka terbentang laut dan dibelakang mereka ada
Fir'aun dan bala tentaranya. Nabi Musa berdoa kepada Allah SWT agar
diberi pertolongan. Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Musa memukul
tongkatnya ke laut. Setelah memukul tongkatnya maka laut pun terbelah.
Tongkat
Nabi Musa adalah wasilah (perantara). Tanpa tongkat yang memukul laut
pun, Allah SWT Maha Kuasa untuk membelah laut tersebut. Kisah ini
memberikan pelajaran kepada kita bahwa di dalam kehidupan harus ada
wasilah (perantara), ada sebab-akibat, dan doa harus disertai usaha.
Kalau kita sakit maka wasilah (perantara) agar Allah SWT menyembuhkan
penyakit kita adalah obat, pada hakikatnya Allah SWT yang menyembuhkan,
tanpa obat pun kalau Allah SWT mau kita sembuh maka akan sembuh. Sebuah
contoh sederhana, ada 2 orang menderita sakit kepala. 2 orang tersebut
meminum obat yang sama, 1 orang sembuh dari sakit kepalanya sementara
orang yang lainnya masih menderita sakit kepala. Jadi, ini berarti Allah
SWT yang menyembuhkan sakitnya bukan obatnya. Tanpa usaha maka hampir
mustahil segala sesuatunya terjadi. Walaupun ada yang bisa terjadi tanpa
usaha, hukum sebab-akibat tidak berlaku, tetapi semua atas kehendak
Allah SWT (kalau untuk para Nabi dan Rasul dinamakan mukjizat, untuk
para Wali dinamakan karomah, untuk orang Sholeh dinamakan ma'unah). Hal
itu berlaku untuk orang-orang terpilih bukan untuk orang biasa yang
tingkat keimanannya rendah seperti kita. Orang biasa seperti kita itu
berlaku hukum sebab-akibat dan semua doa harus disertai usaha.
Kisah
terbelahnya laut ini adalah hal yang nyata dan bisa dibuktikan secara
ilmiah. Dengan menggunakan simulasi komputer maka hal ini dibuktikan
kebenarannya. Dengan kekuatan angin berkecepatan 63 mil perjam selama 12
jam akan membuat air itu terbelah. Di tengah air yang terbelah
tersebut, akan tercipta sebuah lintasan jalan sepanjang 2 mil dan
selebar 3 mil yang berlangsung selama 4 jam. Dengan disertai adanya
dinding air yang tinggi di kedua sisi lintasan jalan tersebut. Ketika
angin selesai berhembus maka lorong jalan itu akan kembali tertutup air,
artinya 2 dinding air akan menyapu kembali jalan yang dapat dilalui
manusia tersebut. Hal ini diperkuat dengan adanya fenomena alam - badai
angin berkekuatan 74 mil perjam - yang bertiup dari utara ke barat
berlokasi di dekat terusan Suez sehingga bisa menghancurkan hingga
karang bawah laut. Selain itu ada fenomena alam lain yaitu fenomena laut
terbelah di Korea Selatan dinamakan dengan istilah 'Moses' Miracle'
(Keajaiban Nabi Musa). Ketika air laut surut maka akan ada belahan
menyerupai jalan sepanjang 3 km dan lebar 60 meter. Belahan jalan ini
menghubungkan Pulau Jin-do dengan Pulau Modo, terjadi di sore hari dan
diperkirakan berlangsung selama 1 jam. Fenomena ini terjadi 2 kali dalam
setahun yaitu pada musim semi dan musim panas.
Bukti Ilmiah Kebenaran Al-Quran Tentang Allah SWT Membelah Laut Untuk Nabi Musa
Posted by Herry Purwanto
Blog, Updated at: Selasa, Januari 06, 2015
0 komentar:
Posting Komentar